Karyawan Harus Kaya

GAJI SENIOR DAN

JUNOIR

Pak Kristian, saya bekerja diperusahaan multinasional yang terkenal. Sudah sembilan tahun bekerja. Jabatan saya kepala seksi. Penghasilan, take home pay cukuplah sementara ini untuk dua anak saya yang masih kecil. Yang mengganggu hati saya adalah perlakuan manajemen terhadap karyawan senior. Sepertinya manajemen kurang menghargai kesetiaan kami (para senior). Buktinya, banyak jabatan strategis justru diberikan pada junior yang baru kerja dua atau tiga tahun. Gajinya pun terkadang mereka lebih besar. Ini tidak adil, menurut saya. Kondisi ini sedikit demi sedikit menurunkan motivasi kami dalam bekerja. Apa yang harus saya perbuatan?

Wawan

Mas wawan, kasus semacam ini akan selalu kita jumpai di mana pun juga. Termasuk juga di perusahaan tempat dulu saya pernah bekerja. Ini kisah yang saya alami. Setelah 18 tahun meninggalkan (keluar) dari perusahaan, saya iseng main ke perusahaan tersebut sore hari. Beberapa teman lama masih ingat saya. “Kamu untung udah ninggalin perusahaan ini”. Kata teman saya. “Manajemen sudah berubah. Sekarang, pengabdian kita sekian lama tidak dihargai. Coba lihat, banyak karyawan baru yang diberi jabatan. Gajinya pun terkadang lebih tinggi,” Sahut teman yang lain tidak kalah semangat. Bukankah kasus ini, mirip yang dialami Mas Wawan?

Menurut saya, keluhan karyawan semacam ini keliru. Kita tidak fair bila mengorientasikan penghargaan gaji hanya berdasarkan lama bekerja. Apa tidak justru seharusnya kita bersyukur? Sudah sekian tahun kita boleh mendapatkan hasil di perusahaan ini? Juga, seberapa besarkah kontribusi yang sudah kita berikan pada perusahaan? Dalam hal memberikan besaran gaji, prestasi kerjalah yang seharusnya Anda pun akan setuju dengan argumentasi tersebut.

Persaingan posisi atau jabatan dalam perusahan adalah hal yang wajar. Justru ini harus dibangun. Ketika manajemen bisa membangkitkan emosi karyawan untuk saling bersaing, ini kredit poin positif untuk menggerakan dinamika kerja karyawan. Anthony Robbins, pakar peak performance (penampilan puncak) yang terkenal pada abad ini mengajarkan “emotion creates motion ( emosi mendorong orang utuk mengambil tindakan ) ”. Demikian juga sebaliknya, “motion creates emotion (tindakan yang kita lakukan akan membangkitkan emosi”. Ketika Anda merasa tersinggung, sakit hati, emosi memanfaatkan momentum ini dengan cerdas. Karena emosi Anda adalah energy yang bisa membakar motivasi.

Posisi atau jabatan dalam perusahaan adalah sebuah target atau impian. Tapi, harus diketahui tidak semua karyawan mempunyai impian besar semacam ini. What is your dream? Bila kita sudah punya dream, kita butuh emosi (motivasi) dan strategi untuk mencapai ini. Dalam hal ini ada beberapa tip yang mungkin bisa membantu Anda.

Pertama, demonstrasikan semangat, motivasi kerja Anda yang tinggi. Hal ini perlu mengingat karyawan lama (senior) dikonotasikan tidak se-‘fresh’ dibandingkan karyawan baru (junior). Ketika semangat Anda tinggi ini pasti menarik perhatian pimpinan. Kedua, buktikan bahwa Anda selalu dalam kondisi siap untuk tugas dan tanggung jawab apapun juga. Ini akan membuat manajemen percaya pada Anda. Ketiga, hilangkan kebiasaan mengeluh. Siapa pun juga tidak suka orang yang suka mengeluh. Keempat, bangun akses kepimpinan. Jangan segan – segan untuk konsultasi dan menyampaikan laporan. Ini strategi yang paling penting. Kelima, buktikan dalam kondisi apa pun Anda tetap loyal pada perusahaan.

Saya percaya Anda bisa. Selamat bekerja dan tetap SEMANGAT!!!

By : Administrator on January 23, 2013

Other Article :